Review Buku | KUDASAI: Tolong, Lakukan Untuk Saya

ENSIPEDIA.ID – Kali ini, kita akan mengulas salah satu buku novelnya yang berjudul KUDASAI. Dilihat dari nama judulnya sih saya sudah tahu kesan pertama di benak kalian sedang melayang jauh ke adegan yang terdapat di industri perfilm-an indehoy di negara Jepang, ‘kan? Namun, ya, kata tersebut memang diadopsi dari bahasa Jepang yang dipilih oleh Brian Khrisna sebagai judul bukunya. Kata ‘Kudasai’ sebagai bentuk verba bantu yang berarti, ‘Tolong, lakukan untuk saya’. Diserap dari makna aslinya, ‘Kudasaru’ yang berarti memberikan, atau menerima. Dan, alhasil, setelah kalian selesai membaca buku ini, maka kalian akan tahu makna dan hubungan yang sebenarnya dari kata tersebut dengan isi bukunya.

Cerita ini dimulai ketika Chaka—seorang pria yang biasa-biasa saja dengan hanya memilki keahlian memasak terpaksa menikahi seorang wanita Alpha Female yang bernama Twindy. Setiap harinya, hubungan mereka tidak berjalan seperti pasangan suami-istrinya lainnya yang terkesan harmonis. Justru, pasangan ini layaknya kisah seorang anak ingusan yang hidup bersama ibu tirinya yang galak. Meskipun Chaka diperlakukan oleh Twindy bak sedang menjalani simulasi siksa kubur, namun Chaka sangat menyayangi istrinya tersebut.

Konfliknya dimulai ketika waktu Chaka sedang menjaga kafenya lalu secara tidak disengaja ia bertemu dengan mantan kekasihnya yang bernama Anet—dia yang ditinggalkan oleh Chaka sewaktu membutuhkan kehadirannya karena ia harus menikah dengan Twindy. Mereka tampaknya sangat senang dipertemukan kembali oleh Tuhan. Anet bercerita banyak kepada Chaka bahwa selama ini dia senantiasa mencarinya kemana-mana tapi tak kunjung menemukannya. Namun, kali ini pencariannya membuahkan hasil yang dimana di masa lalu ada dua raga yang menghilang, tapi akhirnya kembali berpulang.

Terlepas dari pertemuan Chaka dan Anet yang menimbulkan sejuta tanya dan rindu bagi keduanya. Di usia pernikahan yang sudah menginjak 20 tahun antara Chaka dan Twindy ini, tampaknya Twindy sedang mengandung anak pertamanya Chaka. Tidak sia-sia ternyata hasil dari pergulatan ranjang mereka selama ini, meskipun sebetulnya Twindy tidak ingin memiliki anak dulu dikarenakan dia ingin fokus bekerja dan menggapai cita-cita lainnya yang belum tergarap olehnya. Tentu saja kabar ini membuat Chaka bahagia dan berjuang habis-habisan untuk menjaga Twindy beserta calon anaknya nanti.

Walaupun demikian, Twindy tidak segan-segan menggugat cerai suaminya berkali-kali tersebut apabila ia melakukan hal-hal yang tidak disukai Twindy—seperti membuatnya kesal dan marah, mengganggu pekerjaanya, bahkan sampai terlihat tidak mengenakan cincin pernikahannya. Sungguh, seorang istri jelmaan dari vibrator yang sensitif.

Kemudian, selain dari kabar bahagianya Chaka dan Twindy tadi, namun sayangnya terdengar kabar sedih untuk Chaka selayaknya ia ini seseorang yang tidak pantas mendapatkan kebahagiaan sepenuhnya. Kabar sedih tersebut adalah Anet jatuh sakit dan kondisinya sedang sekarat dikarenakan penyakit yang diidapnya kambuh lagi dan telah berevolusi menjadi penyakit yang kecil kemungkinannya dapat disembuhkan.

Mendengar kabar itu, perasaan Chaka menjadi tidak karuan dan seolah-olah yang tadinya sedang melayang di atas langit karena mendengar bahwa ia sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah lalu kemudian dihujamkan ke tanah sekeras-kerasnya sebab mendengar kondisi mantan kekasihnya yang selalu ada untuknya harus direnggut kembali di pertimbangan hidup dan mati.Sekarang, Chaka mempunyai dua pilihan; diam di rumah dengan Twindy yang sedang mengandung anaknya; atau pergi ke rumah sakit untuk menemani Anet di sisa-sisa hidupnya.

Bayangkan, apabila kalian dihadapkan dalam posisi sialan ini secara bersamaan. Sialnya, Chaka memilih untuk segera pergi ke rumah sakit meskipun ia telah menceritakan semuanya dan meminta izin ke Twindy, namun sayangnya Twindy tidak mengindahkan hal itu dengan alasan tersendirinya. Sejujurnya, saya tahu betul apa yang si Chaka pasti rasakan sekarang, dilema hebat. Tetapi, bagaimana mungkin untuk yang terakhir kalinya ia membiarkan Anet menderita akibat ulahnya lagi? Anet yang dulu selalu ada ketika Chaka membutuhkannya, masa harus dibalas dengan sebaliknya? Saya mengerti kenapa Chaka melakukan hal tersebut.

Hari-hari terakhir Anet dihiasi dengan kehadiran sosok yang selalu ditunggu dan didambakannya, Chaka. Di suatu pagi, Chaka harus merelakan dan mengikhlaskan kepergian Anet selama-lamanya. Segala pertahanan Chaka runtuh setelah melihat Anet memejamkan matanya untuk yang terakhir kalinya. Dengan rasa penyesalan yang sangat dalam, Chaka mulai kembali memaki dan menyalahkan dirinya atas kepergian Anet.

Di titik terendah lainnya, Chaka dihadapkan pada suatu kenyataan lainnya bahwa ia harus kehilangan calon anaknya dikarenakan Twindy yang mulai tidak memerhatikan pola makan dan kesehatannya kala itu. Bukan tanpa sebab mengapa Twindy melakukannya, melainkan karena kekecewaan dan kemarahannya atas apa yang Chaka pilih. Kali ini, seperi biasa, Twindy menyalahkan Chaka atas kepergian sang buah hati dan berujung pada penggugatan cerai yang tampaknya sudah final. Ya, meskipun awalnya Chaka menolak, tetapi akhirnya ia dengan luluh-lantah harus menelan pil pahit itu.

 

Baca juga : Kenali Charm Point atau Titik Pesona Pada Dirimu – Ensiklopedia Bebas (ensipedia.id)

 

Di perjalanan dengan menaiki mobil selepas harus menerima tiga kenyataan yang menyiksa; Anet; calon anaknya; dan Twindy. Pikiran dan perasaan Chaka dibawa menuju antah berantah. Ia kemudian kembali menyalahkan dirinya atas segala hal brengsek yang dipaksa membebani hidupnya. Dalam keadaan yang sudah berantakan ini, di tengah hembusan angin yang berdesir memasuki kaca mobilnya yang terbuka; memacu pedal gas dengan kuat-kuat; memejamkan mata sejenak. Dan, ternyata, Chaka mendapatkan ketenangan dan kedamaian setelah itu.

Novel ini tentu saja sangat disarankan bagi yang ingin membaca sebuah kisah yang tidak monoton. Berbasis drama-komedi, isi bukunya sudah merepresentasikan semuanya dengan kompleks—gaya bahasa yang menarik, unsur komedi yang selalu menghibur, alur cerita yang tidak mudah ditebak, dan tentunya ending-nya yang bikin greget.

Penokohan yang kuat di setiap karakternya pun terasa di dalam novel ini, apalagi ada special guests di dalamnya yang sangat familiar apabila kamu telah membaca novel Brian Khrisna yang sebelumnya.Kamu juga akan dibuat terkekeh, ngakak, sedih, nangis, bahkan perasaanmu seperti sedang menaiki roller coaster naik-turun ketika sedang membacanya.

Setelah membaca buku novel ini, saya menjadi tahu dan sadar bahwa ego-lah yang menjadi sumber permasalahan dalam konteks ini. Memiliki ego yang tinggi tentunya akan berakhir seperti Twindy yang tidak ingin mendengarkan dan keras kepala. Begitu juga dengan Anet yang mengatanasmakan perasaan tanpa akal sehat demi menyiksa dirinya atas pengharapannya untuk seseorang. Dan, Chaka, yang tanpa berpikir panjang dan tanpa disadari sedang membunuh dirinya secara perlahan atas beban-beban tanggungjawab dan pilihan-pilihan rumit yang harus dipikul olehnya sendirian.

Mikhael
an ordinary guy who wants to live as a human being.

Latest articles