ENSIPEDIA. ID, Kendal – Pandemi virus corona telah menyerang dunia dalam jangka waktu hampir 2 tahun lamanya. Indonesia, termasuk salah satu negara yang paling terdampak pandemi karena telah banyak kemunduran yang terjadi, baik di bidang ekonomi maupun pendidikan.
Para pelajar dituntut oleh gurunya untuk belajar di rumah atau disebut dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Namun, ada dampak nyata yang sangat berbahaya jika PJJ terus dilakukan.
Learning Loss pada Pelajar dan Mahasiswa

Learning loss bermakna hilangnya pengetahuan dan keterampilan atau mundurnya proses akademik akibat kondisi tertentu, pada saat ini pandemi lah penyebabnya.
Nah, Nadiem Makarim selaku Kemendikbud mengatakan hilangnya pengetahuan seseorang ini bisa bersifat permanen dan menjadi yang terbesar dalam sejarah Indonesia karena sebelumnya hal seperti ini belum pernah terjadi.
“Dampak ini bisa sekali permanen, dan bisa menciptakan, kalau tidak berhentikan secepat mungkin, dengan aman, ini bisa menciptakan learning loss terbesar dalam sejarah Indonesia. Karena belum pernah selama ini,” ucap Nadiem.
Learning loss tentu sangat berbahaya karena efeknya bisa berangsur-angsur, mulai dari mundurnya ilmu pengetahuan di Indonesia, hilangnya kecakapan/keterampilan, dan mundurnya prestasi Indonesia di bidang pendidikan.
Dampak Lain dari PJJ

Pembelajaran jarak jauh bukan hanya mengakibatkan learning loss, tetapi juga membuat pelajar kehilangan minat dan semangat belajar.
Hilangnya semangat belajar diakibatkan oleh suntuknya pelajar ketika menerima materi dari para guru, bahkan beberapa di antara mereka juga akan kesulitan dalam menerima pelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang seharusnya membutuhkan interaksi antara siswa-siswa, guru-siswa terpaksa harus dihentikan di masa pandemi.
Kata Nadiem, banyak sekolah swasta juga mengeluhkan para siswanya tidak membayar uang sekolah. Hal ini mungkin terjadi karena para orang tua mengalami kendala perekonomian. Nah, efek ini juga adalah dampak dari menurunnya ekonomi di Indonesia.
Efek-efek di atas ternyata juga memicu para pelajar untuk berhenti sekolah. Seperti yang ramai diberitakan, banyak pelajar yang memilih menikah dan bekerja ketimbang melanjutkan sekolah. Misalnya di Kalimantan Tengah, ada sekitar 300 pelajar yang menikah. Tak hanya di Kalteng, pernikahan pelajar juga banyak terjadi di provinsi lain, seperti di Sumatera Utara, NTB dan wilayah Indonesia bagian timur.
Pemerintah tentu akan menangani masalah ini dengan langkah yang tepat agar dapat selesai secepatnya. Salah satu cara yang telah terbukti adalah dicanangkannya program vaksinasi untuk para pelajar, dan dibukanya sekolah tatap muka dengan prokes yang ketat.
Nantinya, ketika sudah banyak orang atau pelajar yang divaksinasi, maka Indonesia akan menerapkan herd immunity atau kekebalan kelompok agar dapat terlepas dari belenggu isolasi pandemi dan dapat hidup berdampingan dengan virus corona. Semoga cara ini menjadi langkah awal untuk pandemi di Indonesia segera selesai.