ENSIPEDIA.ID, KENDAL – Petir merupakan salah satu gejala alam yang berkaitan dengan datangnya hujan lebat. Petir umumnya diketahui dengan kilatan cahaya dan diikuti dengan suara gemuruh yang menggelegar.
Nah, ketika langit dipenuhi dengan kilatan petir kebanyakan orang pasti akan takut untuk beraktivitas di luar rumah karena khawatir akan tersambar. Walaupun tergolong langka, ternyata kasus tersambar petir termasuk dalam sesuatu yang berbahaya, lho.
Diketahui sambaran petir yang hanya terjadi sekitar 0,1 detik mampu membawa energi 100 kali lebih besar dari saluran listrik tegangan tinggi yang biasanya berdaya 100.000 volt. Artinya, sambaran petir mempunyai energi sebesar 100 juta volt.
Suhunya juga tak main-main, puncak sambaran petir yang berbahaya memiliki suhu tertinggi 30 ribu derajat celcius. Untuk perbandingan, suhu permukaan matahari sebesar 6.000 derajat celcius. Biasanya, petir yang bersuhu paling tinggi akan berwarna putih.
Bagaimana Keadaan Tubuh Kita bila Tersambar Petir?
Saat seseorang tersambar petir, cedera yang dialaminya dapat beragam. Hal ini bergantung pada seberapa dekat dan seberapa terbuka orang itu terhadap sambarannya.
Seseorang dapat mengalami henti jantung selama beberapa detik akibat terhentinya sirkulasi darah pada tubuh, kerusakan otak hingga sistem saraf.
Tak hanya itu, ia juga dapat mengalami keraunoparalysis atau kelumpuhan sementara akibat tersambar petir. Umumnya, orang yang tersambar petir juga akan kehilangan kesadaran selama beberapa waktu.
Cedera pada seseorang yang tersambar petir dibagi atas tiga kelompok, yaitu cedera ringan, sedang hingga berat.
Cedera ringan
Seseorang dapat digolongkan cedera ringan setelah tersambar petir apabila ia hanya mengalami luka bakar derajat 1 atau superficial burn yang mempengaruhi lapisan kulit epidermis. Namun, dapat berpotensi mengalami amnesia anterograde atau ketidakmampuan mengingat informasi yang baru saja diterima, hal ini merupakan akibat dari otak yang mengalami cedera. Mereka juga akan mengalami rasa baal atau mati rasa.
Cedera sedang
Seseorang dengan diagnosis cedera sedang akan mengalami henti jantung maupun henti napas yang dapat diatasi dengan bantuan medis. Sering juga dijumpai luka bakar superfisial, trauma kapitis atau trauma kepala, hingga rasa nyeri yang kronis yang dapat berpengaruh pada pola tidur dan gangguan kecemasan.
Cedera berat
Seseorang didiagnosis cedera berat apabila mengalami henti jantung yang tak kunjung menerima pertolongan pertama resusitasi jantung paru (RJP) atau penekanan pada dada yang bertujuan membuka kembali jalur napas. Tak hanya itu, dapat pula diikuti dengan gejala luka bakar parah, trauma kapitis hingga fraktur multipel (salah satu jenis patah tulang).
Dari ketiga kelompok cedera di atas, masih banyak lagi gejala-gejala menyeramkan yang akan dialami oleh seseorang yang tersambar petir. Seperti kerusakan pada paru-paru, cedera mata, pecahnya gendang telinga, pendarahan otak, dan masih banyak lagi. Besarnya cedera bergantung dari beberapa hal, apakah petir tersebut langsung menyambar tubuh atau tidak, berapa besaran energi yang diterima oleh tubuh dan apa saja organ yang terpengaruh langsung.
Namun, dari banyaknya kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, sekitar 90 persen orang yang tersambar petir mampu diselamatkan. Dan sisanya yaitu 10 persen meninggal di tempat ataupun setelah mendapat perawatan medis.
Kajian yang didapat dari 26 negara menginformasikan pada tiap tahunnya terdapat 4000 orang yang meninggal akibat tersambar petir. Tentunya angka tersebut sudah dikurangi dengan 90 persen orang yang selamat tadi. 4 ribu orang tersebut belum termasuk warga dari kawasan rawan petir seperti Afrika Tengah.