ENSIPEDIA.ID – Semua negara tentunya pernah merasakan pertikaian, entah itu dengan bangsa sendiri atau dengan bangsa lainnya. Begitu juga dengan Jepang. Jepang pernah melalui Zaman yang sangat sulit, yaitu pada Zaman Edo. Pada Zaman Edo dikenal dengan Zamannya Shogun dan Para Samurai. Zaman Edo berlangsung selama 264 Tahun (1603 – 1867). Dan Perang Boshin pada saat itu terjadi karena revolusi pergantian Zaman Edo yang penuh dengan Samurai ke Zaman Meiji, yang dimana di Zaman Meiji Jepang mulai melakukan Revolusi besar besaran pada Teknologinya, dan karena perang tersebut Jepang dapat lepas dari Periode Feodal dan menuju ke Periode Modern.
Dan berikut 5 Fakta mengenai Perang Bonshin yang dianggap sebagai pertempuran yang mengubah sejarah Jepang :
1. Meski Jepang tetap dikuasai Kekaisaran, tapi kepemimpinan cenderung dipimpin oleh para Shogun
Selama 264 tahun, Shogun (Jendral) berkuasa dalam mengatur Rakyat Jepang. Padahal seharusnya puncak kepemimpinan saat itu berada di tangan Kekaisaran. Selama periode kepemimpinan Shogun ini, dinamakan dengan Zaman Edo. Yang dimana Zaman Edo dikenal dengan Masa Keemasan Samurai.
Mengapa ini bisa terjadi? Karena pada saat itu, Shogun yang awalnya bertugas di Kemiliteran Jepang, mulai menganggap remeh Kaisar pada tahun 1600. Lalu Shogun mulai bertindak mengatur rakyat jepang sejak 1603.
2. Kesal dengan kesemena-mena para Shogun, rakyat mulai menginginkan kembalinya Kekaisaran
Memang beberapa Shogun memimpin dengan bijak, namun tentunya tidak sedikit juga yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk memeras rakyat kecil. Yang dimana tentunya rakyat takut kepada para Shogun yang jelas memiliki kekuatan yang lebih besar disbanding para rakyat kecil.
Shogun yang memegang teguh Bushido (Kode etik samurai) tentunya menolak bangsa asing untuk menginjakkan tanah ke Jepang. Mereka menganggap bangsa asing dating, hanya akan merusak budaya jepang. Namun hal ini mendapat pertentangan oleh rakyat dan kekaisaran.
Keinginan ini diperkuat Ketika para Rakyat yang kesusahan membayar pajak yang tinggi, dan masalah ini perlahan-lahan menyebar dari kota kecil ke kota-kota besar. Sehingga rakyat membulatkan tekad untuk menginginkan kembalinya Kekaisaran.
3. Kekaisaran mendapatkan kembali kekuasaannya dengan bantuan Negara Barat
Pada 1686, Jepang berada di bawah Kaisar muda Mutsuhijo Meiji. Beliau memang masih belum berpengalaman. Namun beliau cukup cerdik dalam bernegoisasi dengan Bangsa Asing. Sehingga terjadi persekutuan Kekaisaran Jepang dengan Negara Barat. Yang dimana pada saat itu, Shogun dipimpin oleh Tokugawa Shinobu, yang memiliki Militer yang sangat kuat.
Puncak dari Perang Boshin terjadi pada Januari 1686, dan berakhir pada Mei 1686. Perang Boshin ini merupakan perang saudara antara Bakufu (Samurai Shogun) dan Militer Kaisar. Yang dimana pada awalnya, kedua pihak perang dengan seimbang. Namun, seiring berjalannya waktu, Tokugawa menyadari bahwa ia berada pada posisi yang terdesak. Jelas saja, pasukan samurai Jepang mengalami kekalahan jika harus berhadapan dengan senjata mesin.
Dengan bantuan kekuatan Negara Barat, Kekaisaran mendapatkan kekuasaannya kembali. Perang ini dikenal dengan Jatuhnya Zaman Edo dan Restorasi Meiji. Ibu kota kekuasaan Shogun, Kota Edo diganti namanya setelah itu dengan nama Kota Tokyo, yang merupakan Ibu Kota Jepang hingga kini.
4. Perang Boshin menjadi tonggak sejarah kemajuan Jepang
Dalam Perang Boshin, banyak kalangan Jepang menganggap tidak selamanya Feodalisme yang kaku dan Tradisional dapat menang. Perubahan zaman tentunya tidak dapat terhindarkan. Dan hanya mereka yang beradaptasi dengan zaman yang selamat.
Sejak Era Meiji dimulai, Jepang melakukan Revolusi besar-besaran dengan meningkatkan Teknologi dalam negeri. Dan hingga kini, Jepang dianggap menjadi negara dengan Teknologinya yang berpengaruh pada Dunia, seperti Amerika Serikat, China, Korea, dan lain-lain.
5. Meski pernah dilanda perang saudara, mereka tetap menghormati satu sama lain
Hal ini terjadi karena rakyat jepang pada saat itu masih memegang Bushido (Kode etik samurai). Yang dimana salah satu yang diajarkannya adalah selalu menghormati saudara sebangsa, apapun sifatnya. Berikut 7 Kebajikan Bushido :
1. Kejujuran (義 gi)
2. Kebenaran (勇氣 yūki)
3. Berbuat baik (仁 jin)
4. Menghormati (禮 rei)
5. Kejujuran (誠 makoto)
6. Kehormatan (名誉 meiyo)
7. Loyalitas (忠義 chūgi)
Dan hingga kini, meski Bushido mulai tidak diterapkan di masyarakat, namun tanpa disadari sifat ini menjadi melekat pada Rakyat Jepang itu sendiri.