Kerokan dalam Kacamata Medis, Baik atau Buruk?

ENSIPEDIA.ID, Jember – Kerokan merupakan salah satu pengobatan tradisional Indonesia yang dipercaya mampu menyembuhkan gejala meriang yang disertai flu dan mual atau masuk angin. Pengobatan tradisional ini dilakukan dengan cara menggaruk bagian kulit yang telah diberi minyak dengan logam. Nantinya, bagian tubuh yang digaruk akan berwarna merah.

Pengobatan tradisional kerokan tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi juga banyak dipakai oleh masyarakat negara asia lainnya. Di Vietnam pengobatan ini disebut Cao Gio, di Kamboja disebut Goh Kyol (rubbing the wind). Kyol sendiri diartikan sebagai wind illnes atau masuk angin. Sedangkan di Cina disebut Gua Sha, Gua berarti menggosok dan Sha berarti racun.

Dengan banyaknya negara yang menggunakan pengobatan ini, apakah teknik kerokan memang benar-benar baik untuk kesehatan? Simak penjelasannya di bawah ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Xu (2012) menunjukkan bahwa kerokan akan memperlebar pembuluh kapiler sehingga menyebabkan meningkatnya aliran darah pada daerah yang dikerok. Kerokan juga meningkatkan mikrosirkulasi lokal pada bagian tubuh yang dikerok. Peningkatan sirkulasi mungkin berpengaruh terhadap penurunan keluhan myalgia, tetapi bagaimana biomekanismenya belum diketahui secara pasti.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kwong pada 2009 menunjukkan bahwa kerokan juga meningkatkan regulasi HO-1. HO-1 adalah enzim yang dapat berperan sebagai antioksidan karena berfungsi mengkatalase heme yang menghasilkan biliverdin dan bilirubbin. Hal ini dapat melindungi sel terhadap oxidative stress setelah kerokan.

Adapun menurut Didik Tamtomo, selaku dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, yang menjadikan kerokan sebagai bahan penelitian untuk mendapatkan gelar doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, secara ilmiah, pengobatan tradisional kerokan ini terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindrom dingin yang memiliki gejala nyeri pada otot.

Pada kerokan, secara ilmu biologi molekuler terjadi suatu reaksi inflamasi atau radang dengan segala respon yang mengikutinya seperti pengeluaran mediator inflamasi seperti IL-1 beta, Clq, C3, Beta endorfin dan PGE2 (Faktor pertumbuhan tulang), perubahan diameter vaskuler (pembuluh darah), dan migrasi sel darah putih (leukosit).

Kerokan akan memberikan rangsangan pada keratinosit dan endotel atau lapisan paling dalam pembuluh darah yang akan bereaksi ditandai dengan munculnya propiomelanokortin (POMC). POMC yang selanjutnya dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah Beta endorfin (hormon yang dikeluarkan otak saat stress).

Meskipun aman untuk dilakukan, tetapi perlu diperhatikan untuk cara melakukan pengobatan ini. Cara yang benar untuk mengerok adalah lulus sejajar dengan tulang belakang menyamping lalu sejajar dengan bahu agar melalui titik tertentu.

 

Ubay Muzemmil
Gak tau mau ditulis apa

Latest articles