ENSIPEDIA.ID, Jember – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan bahwa terdapat 12 ribu anak di bawah 14 Tahun yang terinfeksi HIV. Mirisnya lagi, HIV pada anak banyak diderita oleh anak di bawah usia 4 Tahun, yakni sebesar 4.764 orang.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Imran Pambudi mengungkapkan bahwa data tersebut merupakan data yang terkumpul antara Tahun 2022 hingga September 2022.
“Kalau dilihat jumlahnya, usia kurang dari empat tahun itu lebih dominan pada anak dengan HIV. Dan kalau dilihat dari total, itu ada sekitar 12.533 anak usia 14 tahun ke bawah yang diketahui status HIV-nya,” kata Imran dalam konferensi pers secara daring, Selasa (29/11/2022).
Dari total 12 ribu anak di bawah 14 Tahun yang terinfeksi HIV, hanya 7.800 yang sudah melakukan pengobatan dengan 4.764 sedang menjalani terapi antiretroviral (ART). Berdasarkan data tersebut, masih banyak anak yang belum menjalani pengobatan HIV.
“Anak laki-laki lebih banyak kasus HIV-nya daripada perempuan,” ungkapnya.
Menurut Imran, anak-anak yang terinfeksi HIV rata-rata tertular dari orang tuanya karena disebabkan oleh terbatasnya akses informasi dan ilmu pengetahuan seputar penyakit tersebut.
“Artinya kalau bicara akses, bagaimana akses pengetahuan, layanan kesehatan kepada orang tuanya, pada ibunya. Karena mereka biasanya tertular dari ortunya,” katanya.
Sementara itu, Indonesia berkomitmen untuk mengeliminasi kasus HIV/AIDS hingga mencapai 0 persen pada tahun 2030. Komitmen ini ditegakkan dalam target 95-95-95, yaitu 95 persen orang dengan HIV (ODHIV) mengetahui penyakitnya, 95 persen ODHIV diobati, dan 95 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus.
Namun, hingga September 2022 masih jauh dari target karena hanya 79 persen orang dengan HIV mengetahui status HIV-nya, 41 persen sudah mendapat pengobatan, dan 16 persen pengobatan terhadap pasien mengalami depresi virus.
“Jadi, tujuan penanggulangan HIV itu adalah mengakhiri epidemi pada tahun 2030 dan ditandai dengan tercapainya three zero, yaitu zero infeksi baru, zero kematian, dan zero stigma atau diskriminasi,” tutur Imran.
Pelaporan angka HIV di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan ini bertepatan dengan hari HIV sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember agar memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait dengan penyakit berbahaya yang hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar ampuh.