ENSIPEDIA.ID, Jember – Anime Rurouni Kenshin atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “Samurai X” merupakan salah satu anime bergenre petualangan dan romantis yang laris manis di Indonesia pada awal 2000-an.
Anime tersebut bercerita tentang Kenshin Himura, salah seorang samurai pembunuh yang tobat dan berusaha menjalani kehidupannya dengan damai. Terlebih lagi, anime ini berakhir dengan kebahagiaan untuk selamanya.
Sebagian orang mungkin tidak mengetahui bahwa kisah yang ada pada anime Rurouni Kenshin merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang samurai yang bernama Kawakami Genshai. Sama halnya dengan Kenshin, Genshai merupakan seorang samurai terhormat yang cinta damai. Sayangnya, akhir hidup dari Genshai tidak seindah Kenshin dan bahkan dapat digolongkan sebagai akhir yang tragis.
Lantas, bagaimana kisah dari Kawakami Genshai? Simak penjelasannya di bawah ini.
Lahir pada tahun 1832 dengan nama Komori Genjiro, Gensai muda diadopsi oleh keluarga Kawakami pada usia 10 tahun. Sejak kecil, Gensai dikenal sebagai seorang pembelajar dan pekerja keras, terutama menyangkut tentang akademis dan ilmu pedang.
Gensai menikah dengan seorang wanita bernama Misawa Teiko pada tahun 1861. Keduanya kemudian dikaruniai seorang putra bernama Gentaro.
Gensai hidup di akhir era Edo Jepang, sebuah periode bergejolak akibat kebijakan negara diktator shogun dan segera berakhirnya isolasi Jepang dari campur tangan asing. Pada masa tersebut, ia menjabat sebagai seorang tentara sekaligus pengawal kerajaan. Prestasi terbaiknya selama ada di kemiliteran kerajaan adalah mampu membunuh Sakuma Shozan, seorang politisi yang berharap untuk membuka perdagangan Jepang dengan negara asing.
Gensai juga pernah terkurung di “jeruji besi” setelah bergabung dengan tentara sukarelawan yang disebut Kiheitai untuk melawan Shogun, tetapi kemudian dibebaskan. Gensai kemudian mengubah namanya menjadi Kouda Genbei dan kembali ke kampung halamannya di Kumamoto dan bekerja sebagai seorang guru.
Naas, setelah beberapa waktu berlalu, Genshai di eksekusi mati pada tahun 1872 setelah ditangkap karena telah menyembunyikan anggota Kiheitai yang buron.
Sama halnya seperti versi animenya, Gensai digambarkan sebagai orang yang rendah hati yang lebih suka berbicara tenang daripada berkelahi, meskipun ia tidak akan ragu untuk melawan ketidakadilan dan melindungi yang tertindas. Sayangnya, kehidupan Gensai dengan istri dan anaknya tidak semanis seperti dalam kisah animenya.