ENSIPEDIA.ID, KENDAL – matahari merupakan bintang terbesar di tata surya kita yang menjadi pusat di mana benda-benda langit berputar mengitari matahari dengan lintasan yang berbentuk elips.
Permukaan matahari mempunyai suhu sebesar 6.000 derajat celsius, sedangkan intinya bisa mencapai 15-20 juta derajat celsius. Namun, ternyata matahari juga dapat meredup, lho! Fenomena ini dikenal dengan sebutan Solar Minimum.
Solar Minimum terjadi secara periodik tiap 11 tahun sekali. Nah, ilmuan dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut kita saat ini sedang berada dalam fase Grand Solar Minimum, yang terakhir kali terjadi pada 1650-1715. Dalam rentang waktu 65 tahun saja, belahan Bumi Bagian Utara kembali mengalami zaman es kecil.
Namun tenang saja, Grand Solar Minimum kali ini tidak akan menimbulkan efek separah itu. Bahkan, NASA sendiri menyebut aktivitas itu hanya akan berdampak pada frekuensi peristiwa cuaca luar angkasa saja dan tidak menganggu iklim di Bumi.
“Pemanasan akibat emisi gas rumah kaca dari pembakaran energi bahan bakar fosil oleh manusia enam kali lebih besar (efeknya) daripada pendinginan selama beberapa dekade oleh Grand Solar Minimum yang berkepanjangan,” kata mereka.
Bahkan, jika Grand Solar Minimum terjadi selama 1 abad lamanya, suhu di Bumi akan terus menghangat. Hal ini karena faktor-faktor lain jauh lebih dominan membuat perubahan iklim di Bumi ketimbang pengurangan aktivitas matahari.
Oleh karena itu, perlu adanya alternatif yang membatasi penggunaan bahan bakar fosil sebagai penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global.