ENSIPEDIA.ID, Jakarta – Di era ledakan informasi, perbedaan antara berita bohong dan berita yang benar-benar layak untuk disebar sangatlah sulit untuk dibedakan. Belum lagi dengan munculnya media sosial. Salah satu medium penyebaran berita bohong terbesara adalah media sosial.
Hoax adalah suatu berita yang memuat kebohongan yang di buat oleh seseorang yang isi dan kebenarannya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Selain secara sengaja, hoax juga dapat disebabkan oleh ketidaktahuan seseorang dalam menyebarluaskan berita yang belum tentu teruji kebenarannya.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) membagi hoax ke dalam dua kategori besar yaitu Misinformasi dan Disinformasi. Misinformasi adalah informasi yang tidak akurat dan/atau salah serta pihak penyebar tidak mengetahui bahwa informasi tersebut sesat. Sedangkan disinformasi adalah informasi palsu yang secara sengaja disebar kepada masyarakat.
Mafindo mengutip First Draft membagi misinformasi dan disinformasi menjadi 7, yaitu sebagai berikut:
1 . Satire atau Parodi
Pada dasarnya, Satire dan parodi dibuat untuk menyindir golongan atau pihak tertentu. Pembua satire atau parodi tentunya tidak memiliki niat dalam menyebar hoaks. Namun demikian, konten yang bermuatan satire atau perodi bisa saja mengelabui masyarakat yang tidak paham dengan konteks satire ataupun parodi.
2 . Konten yang Menyesatkan atau Misleading Content
Konten yang menyesatkan dihasilkan dengan menggunakan informasi asli, data statistik, fakta lapangan, baik berupa gambar, video, maupun pernyataan kemudian diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi baru yang tidak sesuai dengan koneks asli informasi.
3 . Konten Tiruan
Konten tiruan berbentuk informasi yang meniru sumber asli. Biasanya berita akan mencatut pernyataan dari tokoh terkenal atau berpengaruh kemudian melakukan donpleng kepada suatu pihak atau lembaga tertentu. Contohnya, seseorang yang membuat akun sosial media berdasarkan data diri dari tokoh nasional.
4 . Konten Palsu
Disinformasi yang paling berbahaya ialah konten palsu. Dalam konten ini, informasi yang disajikan benar-benar fiktif namun dinarasikan sedemikian rupa agar orang-orang percaya. Contoh dari konten ini pialah iklan lowongan pekerjaan palsu.
5 . Koneksi yang Salah
Koneksi yang salah menggunakan umpan klik atau clickbait dalam judul atau gambar berita. Judul atau gambar yang ditampilkan tidak sesuai dengan isi berita. Konten jenis ini lebih mementingkan keuntungan bisnis dibandingkan penyebaran informasi.
6 . Konteks Keliru
Konten jenis ini merupakan sebuah salah persepsi baik disengaja maupun tidak sengaja dari konteks bahasan. Contohnya, konten yang memuat foto, video, atau pernyataan yang pernah terjadi namun ditulia tidak sesuai dengan fakta yang ada pada masa tersebut.
7 . Konten Manipulasi
Secara sederhana konten ini dibuat untuk mengecoh publik dengan cara mengedit gambar atau narasi. Gambar yang dimanipulasi digunakan untuk menipu guna kepentingan tertentu.