ENSIPEDIA.ID, Salatiga – Perayaan Hari Raya Idul Fitri kerap dilakukan dengan berbagai cara di seluruh Indonesia. Namun, ada yang berbeda jika Anda berkunjung ke beberapa daerah Provinsi Jawa Tengah, seperti Kabupaten Pati, Demak, Jepara, Kudus, Pekalongan dan beberapa daerah lainnya.
Pada saat H+1 atau 2 Lebaran, masyarakat di sana belum melakukan tradisi makan ketupat, yang biasanya menjadi makanan khas Lebaran. Namun, jangan kecewa, makanan khas Lebaran ini justru bisa dijumpai usai sepekan lebaran. Yakni pada 8 sampai 10 syawal. Sehingga para pemudik yang pulang ke kampung halaman usai lebaran, masih bisa mencicipinya.
Dipilihnya tanggal 8 hingga 10 syawal, karena pada 2-7 syawal sebagian umat muslim melakukan puasa syawal selama enam hari. Bodo atau bakda berarti setelah atau selesai. Jadi, kurang lebih artinya adalah perayaan kemenangan yang dilakukan dengan mengonsumsi ketupat setelah berpuasa enam hari di bulan syawal.
Pada Bodo Kupat, warga di beberapa daerah Provinsi Jawa Tengah yang beribu kota di Semarang ini saling berbagi ketupat dan lauknya dengan sanak famili dan handai tolan. Hal ini dilakukan sebagai simbol permohonan maaf dan silaturahmi. Selain ketupat, mereka juga saling mengantarkan lepet.
Ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas Hari Raya Lebaran. Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku Lepat artinya mengakui kesalahan. Laku Papat artinya empat tindakan.
Diharapkan, dari pengakuan kesalahan dan memohon maaf dengan hati bersih, tali persaudaraan semakin erat, tidak ada dendam hingga akhir hayat.
Bodo Kupat tidak hanya sekedar tradisi makan ketupat bersama keluarga besar. Namun, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan permohonan maaf antara keluarga dan kerabat yang ada. Hal ini juga menjadi waktu yang tepat bagi keluarga yang jauh terpisah untuk berkumpul kembali dan menghabiskan waktu bersama.
Meskipun makan ketupat tidak dilakukan di awal Lebaran, masyarakat Jawa Tengah memiliki banyak cara unik untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Mereka menghias rumah mereka dengan lampu hias yang indah, menjalankan tradisi salat id, berziarah ke makam keluarga, dan membagikan uang kepada anak-anak.