Willow Project, Proyek Minyak Kontroversial yang Disetujui Joe Biden

ENSIPEDIA. ID, KENDAL – Pada tanggal 13 Maret 2023 lalu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyetujui salah satu proyek pengeboran minyak terbesar, Willow Project di Alaska. Keputusan ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk diambil. Pasalnya, proyek ini menuai kontroversi dari banyak pihak sehingga perlu lobi selama berbulan-bulan.

Sebelumnya, aksi protes terjadi di media sosial oleh para aktivis online terkait keputusan tersebut. Mereka membuat suatu petisi yang ditujukan ke Gedung Putih dengan 3 juta tanda tangan.

Apa itu Willow Project?

Lokasi pengembangan Willow Project | Associated Press

Willow Project adalah sebuah proyek besar pengeboran minyak yang terletak di Lereng Utara Alaska, sekitar 30 mil dari Samudera Arktik. Wilayah ini merupakan bagian National Petroleum Reserve Alaska atau NPR-A.

Dilansir dari The Washington Post, wilayah itu seukuran Indiana, salah satu negara bagian AS. Presiden Warren G. Harding pada 1923 mengakui wilayah tersebut pertama kali dan kemudian pemerintah AS menetapkan tempat ini secara khusus untuk pengembangan minyak dan gas berdasarkan Undang-undang Produksi Cadangan Minyak Angkatan Laut tahun 1976.

Wilayah itu adalah salah satu daerah paling menjanjikan di AS untuk lokasi minyak baru, tetapi juga merupakan rumah utama bagi beruang kutub dan puluhan ribu karibu serta unggas air yang bermigrasi.

Cadangan minyak di Willow dikendalikan oleh perusahaan minyak ConocoPhillips. Pengembangan proyek ini diperkirakan menelan dana hingga $10 miliar atau sebesar Rp153 triliun.

Proyek yang Menuai Kontroversi 

Willow Project telah disetujui | Earthjustice

Karena berdiri di wilayah yang rentan akan kepunahan satwa endemik, para aktivis lingkungan menentang pengembangan proyek ini. Mereka mendorong untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil sebagai upaya untuk mengurangi tingkat emisi karbon penyebab pemanasan global dan perubahan iklim.

Prioritas utama dari aktivis lingkungan adalah menghentikan investasi besar-besaran di lingkungan proyek minyak sebagai cara menjauhkan dunia dari minyak.

Tak hanya aktivis lingkungan, para penduduk Alaska bahkan dunia mungkin juga akan mengkritik langkah Joe Biden karena mengizinkan pengembangan ‘minyak baru’ di atas tanah federal. Padahal, pada kampanye 2020 lalu, Joe Biden menegaskan dengan keras bahwa ia berjanji akan mengakhiri pengeboran minyak di tanah federal.

Ucapan Biden kala itu mengejutkan rakyat AS di mana janji itu disebut-sebut sebagai ‘tindakan yang berani.’ Namun, tak sedikit juga pihak yang meragukan ucapan itu akan mudah direalisasikan.

Hal tersebut nyatanya benar. Pasalnya, tanah Willow telah disewa oleh ConocoPhillips sejak akhir 1990-an di mana mereka menemukan dua sumur eksplorasi yang dibor pada 2016. Sejak penemuan tersebut, perusahan itu memperjuangkan perizinan dan langkah hukum ke pemerintah AS. Inilah yang menjadi faktor utama mengapa pemerintahan Biden sulit untuk menolak perizinan.

Setelah 5 tahun perjuangan, akhirnya pemerintahan Biden menyetujui pembangunan Willow Project dengan hanya tiga lokasi pengeboran. Sebelumnya, ConocoPhillips mengajukan ada lima titik lokasi yang akan digarap.

Bagaimana ‘Potensi’ Willow? 

Biro Pengelolaan Lahan memperkirakan selama 30 tahun Willow dapat menghasilkan sebanyak 576 juta barel minyak.

Selain lokasi pengeboran, akan dibangun juga tambang kerikil seluas 499 hektar, kemudian jalanan sepanjang ratusan mil, lapangan terbang dan fasilitas pemrosesan baru. Sayangnya, rencana pembangunan ini didirikan di tengah tundra Arktik dan lahan basah yang masih asli.

Selama 30 tahun masa proyek Willow, dari pembakaran minyak diperkirakan akan menghasilkan 239 juta ton karbon dioksida ke atmosfer. Ini setara dengan mengendarai 1,7 juta mobil bertenaga BBM setahun penuh.

Manfaat dan Bahaya Willow Project

Para pendukung Proyek Willow mengatakan dengan ini akan membantu AS memiliki pasokan energi domestik yang cukup. Hal ini penting agar tidak bergantung pada negara lain.

Willow dikatakan juga dapat menghasilkan miliaran dolar dari aktivitas ekonomi dan pendapatan pajak di Alaska, yang di mana rakyat dan pejabat negara bagian Alaska menginginkan ada dorongan ekonomi bagi mereka.

Di sisi lain, meneruskan Willow Project akan memperpanjang ketergantungan AS terhadap bahan bakar fosil. Teknologi hingga kini bahkan belum dapat menghentikan kontribusi energi ini terhadap perubahan iklim.

Karena pemerintahan Biden menyetujui langkah ini, dikhawatirkan akan menurunkan kredibilitas pemerintah AS ketika mendorong negara lain untuk berinovasi mencari alternatif yang lebih bersih daripada minyak dan gas alam.

Bahaya dari proyek ini adalah adanya potensi penurunan populasi hewan lokal yang penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan menurunkan kualitas udara. Selain itu, kebocoran dan semburan di lokasi pengeboran juga dapat terjadi seiring dengan pengembangan minyak besar-besaran.

Hilmi Harsaputra
Menyukai bidang sosial-hukum, sosial-budaya, geografi, dan astronomi.

Latest articles