Sri Mulyani Jengkel dengan Alasan Masyarakat Tak Mau Bayar Pajak

ENSIPEDIA.ID, KENDAL – Fenomena masyarakat yang enggan bayar pajak memicu kegeraman Menteri Keuangan Sri Mulyani. Alasan-alasannya pun beragam sehingga menuntut Sri Mulyani untuk turut berkomentar.

Hanya untuk Bangun Tol

Pajak tak hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur negara | Pixabay

Banyak masyarakat mengira pajak hanya digunakan untuk membiayai pembangunan jalan tol. Mereka beralasan tidak ikut menggunakan dan merasakan manfaat jalan tol sehingga tidak diwajibkan membayar pajak.

“Orang bayangannya (bayar pajak) untuk bangun infrastruktur, jalan tol. (Mereka bilang), ‘Saya enggak makan jalan tol jadi aku enggak perlu, lah, bayar pajak’,” ungkap Sri Mulyani dalam acara Direktorat Jenderal Pajak, Jumat (25/3/2022) kemarin.

“Dikiranya pajak itu (hanya) untuk bangun jalan tol (saja),” lanjutnya.

Selain alasan di atas, kekhawatiran masyarakat terkait dana pajak juga menjadi alasan yang melatarbelakangi niat mereka untuk tidak membayar pajak. Seperti ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah yang takut jika dana pajak dikorupsi atau tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa uang pajak tak hanya digunakan untuk pendanaan infrastruktur negara, tetapi juga mengurus hal-hal yang berkaitan dengan hajat masyarakat, seperti pemberian subsidi kepada rakyat yang kurang mampu.

“Makan ketela rebus, itu pasti dimasak pakai elpiji. Charge HP pasti pakai listrik. Itu semuanya ada elemen subsidinya dari pajak. Jadi pajak itu hadir di hampir semua sisi kehidupan kita,” terangnya.

Manfaat Pajak bagi Masyarakat

Banyak manfaat pajak yang akan dirasakan masyarakat | Pixabay

Pajak merupakan sumber utama penerimaan atau pendapatan negara yang paling besar dibanding sumber lainnya. Pajak termasuk elemen penting dalam pembangunan sebuah negara karena tanpanya kegiatan negara tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Uang pajak digunakan untuk membiayai berbagai hal, di antaranya sebagai berikut:

1. Menggaji pegawai-pegawai negeri;

2. Pembangunan fasilitas dan sarana prasarana umum yang digunakan seluruh masyarakat (sekolah, jalan raya, rumah sakit dll);

3. Pembiayaan saat terjadi bencana alam;

4. Pembiayaan pemilu;

5. Pemberian subsidi pangan dan BBM;

6. Pendanaan untuk keamanan negara;

7. Pelestarian lingkungan hidup;

8. Pendanaan modal dan pembinaan pada UMKM.

Jika melihat 8 poin tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pajak memegang peranan penting sebuah negara dalam meningkatkan kesejahteraan warganya.

Masyarakat-masyarakat yang enggan membayar pajak kemungkinan mempunyai pandangan bahwa pajak hanyalah pungutan wajib kepada pemerintah, tanpa mengerti maksud dan tujuan dari pembayaran pajak. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman mereka tentang perpajakan. Dampak dari pajak juga tidak dapat secara instan atau langsung dirasakan masyarakat setelah membayar, karena perlu pendataan dan pengolahan uang terlebih dahulu.

“Banyak yang mengatakan, ‘Saya enggak merasakan tuh (manfaat pajak), so why should I pay? (jadi mengapa saya harus bayar pajak?)’ Seolah-olah itu adalah tanggung jawabnya somebody else (orang lain),” ungkap Sri Mulyani seperti dikutip dari Kompas.com.

 

 

 

 

 

Hilmi Harsaputra
Menyukai bidang sosial-hukum, sosial-budaya, geografi, dan astronomi.

Latest articles