ENSIPEDIA.ID, Jember – Kesultanan Mataram merupakan salah satu kerajaan Islam yang dahulu pernah berjaya dalam sejarah Indonesia. Kerajaan ini diperkirakan berkuasa mulai dari abad ke-16 hingga abad ke-18.
Kesultanan Mataram dalam sejarahnya mengalami berbagai perpecahan dikalangan keluarga kerajaan hingga membentuk kesultanannya sendiri-sendiri. Kesultanan Mataram terpecah menjadi empat bagian, yaitu Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Surakarta, Kadipaten Pakualam, dan Kadipaten Mangkunegara.
Dari keempat kesultanan tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya yaitu dari pemberian sang raja. Berikut adalah ulasan terkait dengan gelar raja Pakubuwono, Hamengkubuwono, Paku Alam dan Mangkunegara.
1. Pakubuwono
Gelar Pakubuwono pertama kali disandang oleh Pangeran Puger atau biasa dikenal dengan sebutan Sunan Ngalaga. Ia merupakan raja Mataram Islam yang ketujuh. Ia merupakan putra dari Amangkurat I, Raja Mataram Islam yang keempat, serta merupakan cucu dari Sultan Agung, Raja Mataram Islam yang ketiga.
Gelar Pakubuwono kembali disandang oleh cucu dari Pangeran Puger atau Pakubuwana I, yaitu Raden Mas Prabasuyasa yang merupakan anak dari Amangkurat IV dan kakak dari Pangeran Mangkubumi (kemudian bergelar Hamengkubuwono I) dan Raden Mas Said (kemudian bergelar Mangkunegara I).
Raden Mas Prabasuyasa diangkat menjadi Raja Mataram Islam dan kemudian bergelar Pakubuwono II. Gelar ini pun diteruskan oleh anaknya yang bernama Raden Mas Suryadi (Pakubuwono III).
Setelah Pakubuwono II wafat dan akan digantikan oleh Pakubuwono III, adanya ketidaksetujuan dari anak kedua Pakubuwana II sekaligus paman dari Pakubuwana III, yaitu Pangeran Mangkubumi. VOC yang kala itu menjadi penengah diantara dua pangeran yang berkonflik pun mengadakan perjanjian Giyanti. Hasil dari perjanjian tersebut adalah Kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi dua, yaitu Kesultanan Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III dan Kesultanan Yogyakarta yang dipimpin Pangeran Mangkubumi yang nantinya bergelar Hamengkubuwono I.
Sejak saat itulah gelar Pakubuwono diidentikkan sebagai pemimpin dari Kesultanan Surakarta hingga saat ini yang telah dipimpin oleh Pakubuwono XIII
2. Hamengkubuwono
Hamengkubuwono merupakan gelar yang diperoleh oleh Pangeran Mangkubumi, anak kedua dari Amangkurat IV dan cucu dari Pakubuwana I. Pangeran Hangkubumi adalah sultan pertama dari Kesultanan Yogyakarta.
Pangeran Mangkubumi dinobatkan pada 13 Maret 1755 sebagai sultan pertama Ngayogya Hadiningrat dan bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I. Hak untuk menguasai Kesultanan Yogyakarta diteruskan secara temurun hingga sekarang, begitupun dengan gelar yang disandangnya.
Kesultanan Yogyakarta telah berganti pemimpin sebanyak sepuluh kali yang berarti saat ini dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono X.
3. Mangkunegara
Gelar Mangkunegara pertama kali disandang oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo yang merupakan anak dari Arya Mangkunegara (anak ketiga dari Amangkurat IV). Ia merupakan pemimpin/adipati pertama dari Kadipaten Mangkunegaran.
Kadipaten Mangkunegaran pertama kali didirikan pada 1757 sebagai hasil dari Perjanjian Salatiga yang melibatkan tiga pihak, yaitu Hamengkubuwono I, Pakubuwono III, dan Raden Mas Said atau Mangkunegara I. Sama halnya seperti Perjanjian Giyanti, kesepakatan ini ditengahi oleh VOC.
Wilayah Mangkunegaran meliputi Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, dan Ngawen, Yogyakarta. Kini Kadipaten Mangkunegaran dipimpin oleh Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo atau Mangkunegara X.
4. Paku Alam
Paku Alam merupakan gelar bagi adipati Kadipaten Pakualaman. Gelar ini pertama kali disandang oleh Pangeran Harya Natakusuma yang merupakan anak ke-11 dari Sri Sultan Hamengkubuwono I dan juga merupakan adik tiri dari Sri Sultan Hamengkubuwono II.
Kadipaten Pakualaman atau Negeri Pakualaman berdiri pada 17 Maret 1813 ketika Pangeran Harya Natakusuma mendirikan daerah otonom yang terpisah dari Kesultanan Yogyakarta. Berbeda dengan perpecahan sebelumnya. Kadipaten Pakualaman dibangun atas inisiasi dari Jenderal Thomas Stamford Raffles atas balas jasa Pangeran Natakusuma selama ini bagi Pemerintahan Inggris.
Pangeran Natakusuma kemudian mendapat kekuasaan sebagian dari wilayah Yogyakarta dan bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam I. Wilayah Kadipaten Pakualaman berada di dalam Kota Yogyakarta, yaitu Adikarto, di daerah selatan Kulon Progo.