ENSIPEDIA.ID, Jember – Antibiotik penisilin merupakan salah satu penemuan berharga yang dapat menyelamatkan jutaan jiwa. Antibiotik tersebut ditemukan secara kebetulan oleh Alexander Fleming.
Alexander Fleming lahir pada 6 Agustus 1881 di daerah pertanian Lochfield, dekat Darvel, Ayrshire, Skotlandia. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Hugh Fleming dan Grace Stirling Morton.
Sejak kecil Fleming memang sudah menampakkan kecerdasannya. Hal tersebut terbukti ketika ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya di Kilmarnock Academy selama dua tahun setelah lulus dari Loudoun Moor School dan Darvel School. Setelah lulus dari Kilmarnock, ia melanjutkan belajarnya di Royal Polytechnic Institution (sekarang Universitas Westminster) di London.
Setelah lulus dari Royal Polytechnic Institution, Alexander Fleming bekerja selama empat tahun di perusahaan perkapalan. Fleming berhenti bekerja setelah pamannya meninggal dan meninggalkan harta yang banyak. Harta tersebut digunakan Fleming untuk berkuliah di t Mary’s Hospital Medical School, London University atas saran dari kakaknya.
Pada awal karirnya, Alexander Fleming tertarik untuk mendalami tentang kultur bakteri dan zat antibakteri. Penelitiannya tentang bakteri tersebut kemudian membuahkan hasil setelah menemukan zat bakteriolitik yang diberi nama lisozim.
Pada Tahun 1928, Fleming mulai meneliti terkait dengan virus influenza yang menjadi penyebab pandemi flu spanyol. Dalam penelitiannya tersebut, Fleming membiarkan bakteri stafilokokus dalam kultur murni dan meninggalkannya di laboratorium untuk berlibur bersama keluarga.
Sepulang berlibur bersama keluarganya, Fleming secara kebetulan menemukan salah satu kulturnya terkontaminasi jamur. Menariknya, jamur tersebut membunuh koloni stafilokokus yang berada di sekitarnya.
Mendapati hal tersebut, Fleming kemudian mencoba menumbuhkan jamur tersebut ke dalam kultur murni. Setelah diteliti, kultur tersebut mengandung zat antibakteri yang mempengaruhi bakteri penyebab penyakit demam berdarah, difteri, pneumonia, dan meningitis. Ia pun mengidentifikasi tersebut sebagai genus penicillium.
Setelah menemukan penisilin tersebut, Fleming menemui kendala yang begitu berarti, yaitu kesulitan dalam memproduksi antibiotik penisilin dengan jumlah yang banyak. Ia juga tidak begitu yakin, bahwa penisilin akan dapat tinggal di tubuh manusia pada waktu yang lama. Ia pun kemudian menghentikan penelitiannya itu pada tahun 1940.
Tak lama berselang, Howard Floret, salah seorang apoteker dan Ernst Boris Chain, salah seorang ahli biokimia melanjutkan penelitian Alexander Fleming. Fleming pun kemudian juga ikut bergabung bersama mereka melakukan penelitian secara bersama-sama di Amerika Serikat.
Pada tahun 1945, ketiga peneliti tersebut berhasil menyempurnakan antibiotik yang dapat bekerja secara efektif. Penemuan tersebut kemudian diproduksi secara masal dengan dana dari pemerintah Inggris dan Amerika Serikat. Penemuan tersebut bermanfaat bagi dunia kedokteran serta dapat menyelamatkan jutaan jiwa dari berbagai penyakit. Atas penemuannya, Alexander Flemming dan dua rekannya berhasil meraih penghargaan nobel dalam bidang fisiolog dan kedoktera.
Fleming meninggal dunia pada 11 Maret 1955 akibat serangan jantung. Jenazahnya pun kemudian dikremasi dan dimakamkan di Katedral St. Paul. Berpuluh tahun setelah Fleming meninggal, penisilin masih menjadi antibiotik nomor satu dan telah membantu menyembuhkan jutaan orang di dunia