Krisis Kader atau Cari Suara? Saat Parpol Ramai-Ramai Merekrut Artis sebagai Caleg

ENSIPEDIA.ID – Pemilihan Umum 2024 telah memasuki tahapan pendaftaran bakal calon anggota legislatif oleh partai politik kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Para bakal calon telah menyibukkan diri dengan tebar-tebar pesona ke konstituen mereka. Muka-muka jalan dipenuhi dengan wajah-wajah yang siap bertarung di pemilu tahun depan.

Namun demikian, selain wajah politisi, pemilu kali ini juga akan diikuti oleh para artis dan selebritas. Pola caleg dari kalangan selebritas atau pesohor sebenarnya sudah sering dilakukan. Nyaris semua partai mengajak artis, aktor, atau pesohor untuk berlenggang ke Senanyan.

Sebut saja partai yang memiliki perolehan suara terbanyak di pemilu sebelumnya, yaitu PDIP. Partai berlogo banteng tersebut memiliki setidaknya 14 orang pesohor yang didaftarkan pada Pemilu 2024, di antaranya ada Krisdayanti, Junico Siahaan, Tamara Geraldine, Once Mekel, Lucky Perdana, hingga komedian kawakan Denny Cagur.

Rekan komedian Denny Cagur, yaitu Narji juga tak ingin kalah dengan mendaftar diri sebagai bacaleg melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Partai Nasdem juga melirik 8 artis sebagai bacaleg untuk berlaga di Pemilu 2024 mendatang. Ketua DPP NasDem, Willy Aditya, mengonfirmasi bahwa para artis yang mencalonkan diri tersebut telah mengikuti sekolah legislasi.

Adapun partai yang sudah sejak dulu menarik artis sebagai caleg, yaitu Partai Amanat Nasional pada gelaran kali ini juga masih merekrut pesohor. Pada kesempatan konvoi PAN menuju KPU guna pendaftaran bacaleg, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi mengakui label masyarakat bahwa PAN adalah singkatan dari Partai Artis Nasional.

Hal serupa dilakukan oleh partai yang gagal memenuhi ambang batas parlemen di pemilu sebelumnya, seperti Partai Perindo. Pada gelaran kali ini, Partai Perindo menurunkan 8 artis atau pesohor untuk bertarung di Pemilu 2024.

Artis untuk Mendongkrak Suara

Tren masuknya artis sebagai calon legislatif dimulai sejak 2004. Keinginan para pesohor untuk menjadi wakil rakyat sebenarnya sah-sah saja karena setiap orang berhak untuk dipilih dan memilih. Namun, menurut Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Lucius Karus menyatakan bahwa partai politik seakan hanya memanfaatkan selebritas sebagai pendongkrak suara semata.

Setiap partai semenjak reformasi berlomba-lomba untuk mencari suara seiring semakin banyaknya partai politik dan persaingan yang semakin ketat.

Akibat ketatnya persaingan tersebut, partai mencari figur-figur yang lebih populer sebagai modal utamanya.

“Bagi parpol yang punya nafsu besar meraih kursi di DPR untuk bisa lolos syarat ambang batas parlemen, mengusung orang yang punya potensi dipilih itu akan lebih baik ketimbang mengangkat kader sendiri tapi menjualnya setengah mati,” ungkap Lucius Karus seperti yang dikutip belalui BBC News Indonesia.

Lemahnya Partai dalam Kaderisasi Politik

Melihat fenomena banyaknya artis yang berlenggang ke arena politik, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia, Hurriyah melihat bahwa adanya pragmatisme politik yang terjadi dalam proses rekrutmen tersebut.

Ia menegaskan bahwa proses kaderisasi partai politik sangat penting agar tercipta kader-kader politik yang berkualitas. Dengan menarik artis, maka hal tersebut menunjukkan lemahnya proses kaderisasi.

“Ini problem utamanya bukan ada di artisnya, tapi karena partai yang pragmatis. Karena mereka hanya berorientasi pada pemenangan pemilu. Di sini terlihat betapa gagalnya partai dalam regenerasi kader. Dan bisa disebut partai mengalami disfungsi,” tegas Hurriyah.

Bacaleg dari kalangan artis atau pesohor mesti meningkatkan kapabilitasnya terlebih dahulu sebelum menjadi wakil rakyat. Menurut pengamatan Lucius, anggota legislatif yang saat ini duduk di Senayan belum terasa menonjol di parlemen. Hal ini senada dengan pendapat Hurriyah yang melihat anggota dewan dari kalangan selebritas belum mengabdi sepenuhnya bahkan terkesan menjadikan jabatan di parlemen sebagai sampingan.***

Latest articles