Menjadi Penyebab Gempa Cianjur, Ini Profil dan Bentang Patahan Cimandiri

ENSIPEDIA.ID Gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Cianjur dan wilayah di Jawa Barat lainnya pada Senin, 21 November 2022. Gempa yang berlangsung sekitar pukul 13.21 WIB itu juga dirasakan oleh masyarakat di Jakarta hingga Banten.

Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut disebabkan oleh adanya pergeseran Patahan Cimandiri.

“Jadi gempa yang terjadi ini gempa tekntonik yang pusat gempanya posisinya dan kedalaman gempa serta kekuatanya berada pada patahan cimandiri,” ungkap Kepala BMKG.

Mengenal Sesar Cimandiri

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Fakuktas Teknik Geologi, Universitas Padjajaran, Sesar Cimadiri adalah salah satu sesar tua yang terbentang di bagian barat Jawa Barat dilansir melalui CNN Indonesia.

“Sesar ini terus aktif hingga menyebabkan terbentuknya tinggian purba (paleo hight) antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri,” ungkap Iyan Haryanto, salah seorang yang menjadi penulis artikel ilmiah berjudul Tektonik Sesar Cimandiri, Provinsi Jawa Barat.

Sesar ini sudah menyebabkan berbagai gempa sebelumnya. Berikut beberapa gempa yang disebabkan oleh Sesar Cimandiri: Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982) dan Gempa Sukabumi (2001).

Bentang Sesar Cimandiri dan Daerah-Daerah yang Dilewatinya

Sesar Cinandiri terbagi menjadi dua segmen atau bagian. Yaitu, segmen bagian barat dan segmen bagian timur.

Segmen bagian barat Sesar Cimandiri membentang dari Pelabuhanratu, Sukabumi, sampai Perbukitan Walat. Sedangkan segmen bagian timur sendiri membentang dari perbatan Sukabumi, Cianjur, hingga Gunung Tangkuban Perahu.

Jalur sesar ini juga melewati beberapa perbukitan, di antarnya: Perbukitan Jampang, Perbukitan Warungkiara, Perbukitan Walat dan Perbukitan Rajamandala.

Karakteristik Sesar Cimandiri dan Potensi Gempa lainnya

Daerah-daerah di Jawa Barat merupakan kawasan seismik aktif. Maka dari itu, daerah-daerah seperti Cianjur, Sukabumi, Lembang, juga Bandung dan sekitarnya menjadi daerah yang rawan gempa dangkal.

Gempa dangkal adalah gempa yang hiposentrumnya kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa dengan tipe ini biasanya menimbulkan kerusakan yang sangat parah, walaupun kekuatannya tidak begitu dahsyat.

“Jadi kompleksitas tektonik ini berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Fakta tektonik semacam ini menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan rawan gempa secara permanen, dan dengan karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake ini,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG.

Sesar Cimandiri tentunya menyimpan potensi gempa yang cukup tinggi.

Latest articles