ENSIPEDIA.ID, Jember – Sabtu, 10 November 1963 nampak riuh dengan pawai dan pertunjukan. Pada hari tersebut dilangsungkannya pesta olahraga GANEFO (Games of the Emerging Forces) yang dibuka secara langsung oleh Presiden Soekarno.
Ajang ini bukanlah pesta olahraga biasa, tetapi menggambarkan bagaimana geliat Soekarno dalam perpolitikan dunia. Hal tersebut karena GANEFO merupakan ajang tandingan dari Olimpiade sebagai akibat dari sanksi IOC (International Olympic Committee) setelah penyelenggaraan Asian Games ke-4 yang diselenggarakan di Indonesia.
IOC memberikan sanksi kepada Indonesia dengan menangguhkan keikutsertaan Indonesia dalam ajang Olimpiade karena tidak mengundang Israel dan Taiwan dalam ajang Asian Games ke-4 tahun 1992 yang keduanya merupakan anggota IOC. Indonesia dianggap telah memasukkan unsur politik ke dalam olahraga, sehingga perlu untuk disanksi
Indonesia tidak mengundang Israel dalam ajang Asian Games karena dianggap sebagai bangsa penjajah Palestina dan perlu diboikot. Adapun Taiwan tidak diundang karena Indonesia menganggap mereka masih dalam bagian negara Republik Rakyat China (RRC).
Bukannya meminta maaf atas tindakan tersebut, Soekarno balik menuding IOC juga mencampuradukkan politik dengan olahraga.
“Mari berkata jujur.. Saat mereka (IOC) mengucilkan RRC, apakah itu bukan politik? Saat mereka tak ramah dengan Republik Arab Bersatu, apakah itu bukan politik? Saat mereka tak ramah pada Korea Utara, itu bukan politik? Saat mereka mengucilkan Vietnam Utara, itu bukan politik? Saya hanya sedang jujur,” katanya sebagaimana tertulis dalam Buletin Ganefo edisi pertama (Juli 1963).
Beberapa hari setelah keputusan dari IOC keluar tepatnya pada 13 Februari 1963, Soekarno berpidato mengumumkan bahwa Indonesia keluar dari keanggotaan IOC dan mengusulkan pesta olahraga tandingan yang bernama GANEFO (Games of the Emerging Forces).
“Selaku Presiden Republik Indonesia, selaku Panglima Tertinggi Republik Indonesia, selaku Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, dan selaku Pemimpin Besar Partai Nasional Indonesia, saya memerintahkan Indonesia: Keluar dari IOC,” kata Soekarno dalam pidatonya tersebut, sebagaimana yang dicatat George Modelski dalam buku New Emerging Forces: Documents on the Ideology of Indonesian Foreign Policy.
“Saudara-saudaraku, selain perintah untuk keluar dari IOC, saya juga perintahkan: Persiapkan GANEFO secepat-cepatnya, Games of The New Emerging Forces, untuk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara sosialis lainnya,” lanjut Soekarno.
Dua belas negara diundang dalam ajang tersebut adalah Ceylon (Sri Lanka), Yugoslavia, Republik Arab Bersatu (Mesir dan Suriah), RRC, Guinea, Kamboja, Indonesia, Vietnam Utara, Irak, Pakistan, dan Mali. Dalam pelaksanaannya, Ceylon dan Yugoslavia tidak mengirimkan para atletnya dan hanya berstatus sebagai peserta peninjau saja.
Sayangnya, ajang GANEFO pertama yang diselenggarakan di Indonesia pada 10 November 1963 hanya berselang satu tahun dengan penyelenggaran Olimpiade Tokyo 1964. Hal tersebut menyebabkan negara-negara peserta mengirimkan atlet “kelas dua” untuk berpartisipasi pada ajang GANEFO karena ketakutan mereka mendapatkan sanksi di IOC.
Setelah diselenggarakan di Indonesia, GANEFO selanjutnya diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja pada 1966. Namun, penyelenggaraan ketiga yang rencana diselenggarakan di Korea Utara pada 1970 tidak terlaksana hingga organisasi tersebut bubar dengan sendirinya.