Kisah Tragis Ota Benga, Diculik dan Dipamerkan di Kebun Binatang New York

ENSIPEDIA.ID, Jember – Ota benga merupakan orang Pigmi (Kongo Kerdil) yang lahir di sebuah hutan Kongo sekitar tahun 1883. Ia hidup bahagia bersama anak dan istrinya di wilayah Sungai Kasai, Kongo.

Akan tetapi kebahagian itu sirna ketika Ota Benga kembali dari perburuan dan mendapati desanya yang sudah porak-poranda akibat pembantaian yang dilakukan oleh para penjajah.

Perasaannya pun semakin sedih ketika melihat anak dan istrinya tewas dalam pembantaian 1903. Semenjak saat itu, kehidupan dari Ota Benga berubah 180 derajat. Dia bahkan ditangkap dan dijual oleh penjual budak.

Pada bulan Maret tahun 1904, seorang penginjil dari Gereja Presbyterian, Samuel P Verner (menurut BBC, Verner juga merupakan seorang pedagang budak) mengunjungi pasar budak dan menemukan Ota Benga yang sedang dijual oleh majikannya.

Ia kemudian membeli Ota Benga dengan satu pon garam dan sehelai kain. Verner membeli orang pigmi Afrika dengan tujuan untuk dipamerkan di Pameran Dunia St. Louis.

Bersama dengan 8 orang pigmi lainnya dari Suku Batwa, Benga tiba di Pemeran Dunia St. Louis. Mereka tinggal di pameran antropologi, dekat dengan kelompok penduduk asli Amerika, termasuk Geronimo yang legendaris.

Pada tahun 1905, Benga dan 8 orang dari Suku Batwa dikembalikan ke tempat asalnya di Afrika. Di sana Benga tinggal bersama Suku Batwa dan berusaha menyesuaikan dengan lingkungan barunya itu. Ia juga menikahi perempuan dari Suku Batwa.

Ota Benga juga sempat berkeliling Afrika bersama Verner. Ketika istrinya meninggal, Benga meminta kepada Verner untuk kembali ke Amerika. Namun, Verner mengalami permasalahan finansial setibanya di New York. Ia kemudian mengatur Benga agar tinggal di American Museum of Natural History.

Pihak museum kemudian mengatur agar Benga ditempatkan di tempat yang lebih memalukan, yakni di Kebun Binatang Bronx. Di kebun binatang tersebut Ota Benga kemudian dipamerkan secara singkat di kandang simpanse.

Setelah beberapa minggu di sana, petugas kebun binatang kemudian membuat ulah dengan menggantung tempat tidur kerdil di kandang kosong dan memberinya busur serta anak panah.

Pameran itu sangat kontroversial sehingga mengundang kemarahan dari pendeta. Kebun Binatang Bronx akhirnya menghentikan pameran Ota Benga. Pria pigmi tersebut akhirnya dipindahkan ke Howard Coloured Asylum di New York yang dikelola oleh pendeta Afrika-Amerika, James H Gordon.

Pemindahan tersebut terjadi lantaran Ota Benga melakukan pengancaman dengan pisau kepada petugas kebun binatang.

Setelah menjadi kehidupan sementara di panti asuhan Howard, Benga berpindah tempat ke Seminari, Lynchburg, Virginia. Di sana ia berganti nama menjadi Otto Bingo dan bekerja serabutan untuk mendapatkan tempat tidur.

Ia juga mencoba berteman dan mengisahkan perjalanannya meskipun sulit menyakinkan kawannya terkait kisah yang tragis itu. Pada 22 Maret 1916, Ota Benga bunuh diri dengan menembakkan pistol curian ke jantungnya. Sebuah akhir hidup yang tragis untuk seorang pemuda pigmi Afrika yang tak pantas menderita.

 

 

Ubay Muzemmil
Gak tau mau ditulis apa

Latest articles