ENSIPEDIA.ID, Jember – BUMN baru-baru ini melakukan tes penerimaan calon pegawai baru. Namun, ada dugaan terjadinya kecurangan yang dilakukan peserta menggunakan jasa joki.
Hal tersebut mencuat setelah beredar di seluruh grup Telegram rekrutmen BUMN. Dalam grup tersebut terlihat tangkapan layar percakapan pada grup Whatsapp bernama BUMN PLATINUM EDUCV yang isinya membagikan bocoran jawaban tes BUMN.
Salah satu peserta yang mengikuti tes BUMN yang berasal dari Kendari, Elsa Claudia Salman mengungkapkan bahwa ia mengetahui dugaan kecurangan tersebut dari grup belajar persiapan tes BUMN-nya di Telegram.
“Sangat disayangkan masih ada orang yang tidak percaya sama diri sendiri sampai harus menggunakan joki, orang kalau sudah mental curang seketat apapun peraturannya akan berusaha cari cara untuk curang,” ujar Elsa
Mengetahui kabar bahwa lembaga bimbingan belajarnya menjadi viral karena diduga melakukan joki, Maulana Yusuf Hanafi selaku pendiri EduCV membantah tuduhan tersebut.
“Tidak ada niat awal EduCV membuat sistem seperti itu, saya hanya membuat kelas online untuk membahas soal-soal yang ada di Batch 1 sama TOEFL,” kata Maulana.
Ia pun mengaku tidak tahu menahu mengenai kejadian yang ada di grup lantaran ia bekerja dari pagi hingga sore.
“Sore saya baru buka grup dan sudah banyak mereka malah minta bantuan sama peserta yang lain, jadi tidak ada tim EduCV yang membantu, menjanjikan joki, dan lainnya,” imbuhnya.
Menanggapi terdapat beberapa kecurangan di tes kementeriannya, Erick Thohir mengatakan bahwa ia akan memblacklist peserta yang terbukti secara sah melakukan kecurangan dengan menggunakan jasa joki.
“Saya minta kepada Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi untuk melakukan investigasi secara saksama. Jika terbukti tindakan itu melanggar hukum, maka jangan segah melaporkannya ke penegak hukum. Jika terbukti bersalah, yang bersangkutan kami blacklist di BUMN,” ujar Erick Thohir
Menanggapi terkait kecurangan dalam proses rekrutmen tes BUMN, Forum Human Capital Indonesia (FHCI) menghimbau untuk peserta tidak perlu khawatir karena segala tindak kecurangan di klaim akan terdeteksi secara otomatis oleh sistem.
“Kami yakini bahwa hingga saat ini sistem RBB reliable dan secure, tidak ada gangguan dari aspek security ataupun pihak-pihak yang dapat melakukan peretasan ke dalam sistem,” tutur Ketua Umum FHCI Alexandra Askandar.
“Kami akan berusaha melakukan pengawalan terbaik karena bagi kami RBB (rekrutmen bersama BUMN) ini bukan hanya rekrutmen belaka, melainkan proses untuk mencetak para pemimpin masa depan,” sambungnya.