ENSIPEDIA.ID – Insiden penembakan terjadi kepada rombongan diplomat ASEAN dalam misi membawa bantuan kemanusiaan di Myanmar. Kejadian tersebut terjadi di Kota Taunggyi, negara bagian Shan dengan tujuan ke kantor penghubung Tentara Pembebasan Nasional Pa-O (PNLO) untuk mendiskusikan penyaluran bantuan bagi pengungsi.
Rombongan yang terdiri dari ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre) di Myanmar turut membawa diplomat Indonesia dan diplomat Singapura. Sebelum sampai ke tempat tujuan, mereka diserang oleh kelompok yang sampai saat ini masih sedang diselidiki motifnya.
Berdasarkan laporan dari media center KTT ASEAN 2023, tidak ada korban jiwa pada insiden tersebut dan para diplomat telah dievakuasi ke tempat yang aman.
“Saya hanya bisa sampaikan diplomat Indonesia (dalam keadaan) aman, baik-baik saja,” ungkap Teuku Faizahsyah, juru bicara Kemenlu.
Namun, hingga kini, belum ada pihak yang bertanggungjawab atas aksi tersebut. Aksi tuding-menuding masih terjadi antara kelompok pendukung junta, Organisasi Nasional Pa-O (PNO) dan Tentara Pembebasan Nasional Pa-O (PNLO) Myanmar.
Tahun 2023 merupakan tahun presidensi Indonesia di ASEAN. Atas dasar tersebut, sudah menjadi salah satu tanggung jawab Indonesia selaku pemimpin ASEAN untuk mendamaikan dan menghentikan konflik di Myanmar.
Para pemimpin ASEAN telah menetapkan 5 poin konsensus setelah berkuasanya junta militer Myanmar 2021 silam. Kelima poin tersebuta ialah kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan, harus ada dialog konstruktif mencari solusi damai, ASEAN akan memfasilitasi mediasi, ASEAN akan memberi bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre, dan akan ada utusan khusus ASEAN ke Myanmar.
Mendengar insiden ini, Presiden Joko Widodo menyayangkan adanya penembakan tersebut.
“Kemarin AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan. Tapi sangat disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak-menembak,” ucap Jokowi dalam sebuah konferensi pers persiapak KTT ASEAN di Labuan Bajo.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga berpesan agar menghentikan segala tindak kekerasan di Myanmar.
“Stop using force, stop violence, karena rakyat yang akan menjadi korban karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang,” ujar Jokowi.***