ENSIPEDIA.ID, Jember – Gunung Semeru telah mengalami atau erupsi sebanyak puluhan kali sejak statusnya berubah dari level III (siaga) naik menjadi level IV (awas) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Minggu (04/12).
Menurut keterangan dari petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) pada Senin (05/12), Gunung Semeru telah meletus sebanyak 29 kali pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB.
“Hasil pengamatan kegempaan hari ini selama enam jam, Gunung Semeru juga mengalami 29 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 65-120 detik,” ujar Mukdas Sofian, salah satu petugas PPGA, seperti dilansir dari Antara.
Diketahui juga bahwa Gunung Semeru telah enam kali mengalami gempa guguran dengan amplitudo 1-8 mm dan lama gempa antara 50 hingga 140 detik. Terjadi juga satu kali gempa vulkanik dalam dan satu kali gempa tektonik jauh.
“Pengamatan visual Gunung Semeru terlihat jelas asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga sedang yang tingginya mencapai 500 meter dari puncak,” ujarnya.
PVMBG juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sebelah tenggara Gunung di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak. Lebih lanjut ia menambahkan di luar jarak tersebut masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terjadinya perluasan awan panas dan aliran lahar.
Sementara itu terdapat 2 ribu lebih warga yang mengungsi di 12 titik yang telah disediakan oleh Pemkab Lumajang. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam hal ini adalah Pemkab Lumajang, Pemprov Jawa Timur, dan BPBD telah melakukan koordinasi terkait dengan kebutuhan logistik serta dapur umum untuk warga yang sedang mengungsi.
Menanggapi daerahnya sedang mengalami bencana alam yang cukup mengkhawatirkan, maka Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari.
Tanggap darurat 14 hari sejak hari ini, SK Bupati segera saya tandatangani,” ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Minggu (4/12/2022).
Cak Thoriq, sapaan akrabnya juga belum mendapatkan laporan jumlah korban meninggal maupun jumlah orang hilang dari masyarakat.
“Belum mendapatkan laporan korban, hanya beberapa penanganan yang harus ditangani tim medis, tadi ada bayi umur beberapa bulan tetapi sudah mendapatkan penanganan medis di puskesmas,” jelasnya