Berusaha Atasi Masalah Mati Kesepian, Korea Selatan Beri Rp 7 Juta Perbulan untuk Remaja Kesepian

ENSIPEDIA,ID. Madiun — Tidak dapat dipungkiri, Industri hiburan Korea Selatan kini semakin maju. Penikmatnya bukan lagi dari dalam negeri, melainkan hampir seluruh negara di Asia bahkan di Indonesia sendiri peminatnya cukup banyak. Mulai dari K-pop hingga K-drama digandrungi oleh banyak kalangan dari berbagai usia.

Sering kali drama Korea menampilkan sisi bahagia kehidupan dari segi percintaaan dan sebagainya, siapa sangka ternyata faktanya di kehidupan nyata berbanding terbalik. Kini, warga Korea Selatan dihantui oleh fenomena mati kesepian.

Mengenal sedikit tentang fenomena mati kesepian

Illustrasi kematian diambil dari theAsianParents
Illustrasi kematian diambil dari theAsianParents

‘Lonely death’ atau dalam bahasa korea disebut dengan ‘godoksa’ merupakan suatu kondisi seseorang yang meninggal tanpa kerabat atau keluarga disisi mereka.

Mayoritas orang yang meninggal, kematiannya baru akan diketahui setelah berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Tidak adanya kerabat yang dapat dihubungi juga membuat petugas terkait menjadi sedikit kesulitan untuk mengidentifikasi penyebab kematiannya.

Menurut Badan Statistik Korea, jumlah korban yang meninggal akibat mati kesepian sepanjang 2021 sebanyak 3.378 warga, terjadi peningkatan sebanyak 2.412 kematian dibandingkan pada tahun 2017.

Apa yang jadi penyebab mati kesepian?

Illustrasi dari indozone

Lansia tanpa keluarga, kemiskinan, hingga kesepian dipercaya terkait erat dengan banyaknya jumlah kematian.

Banyak pemuda Korea Selatan yang putus asa bahkan memilih untuk menarik diri dari masyarakat. Sikap tersebut dinilai cukup mengkhawatirkan.

Pemerintah Korea Selatan tak tinggal diam, melalui Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga mengumumkan bahwa mereka akan memberikan hingga 650.000 won Korea atau sekitar USD500 atau Rp7,4 juta per bulan kepada para pertapa sosial yang terisolasi, dalam upaya untuk mendukung “stabilitas psikologis dan emosional serta pertumbuhan yang sehat.”

Dilansir dari tempo, sekitar 3,1 persen orang Korea dengan usia 19-39 tahun merupakan anak muda yang tertutup berjumlah 338.000 orang, dengan 40% diantaranya mulai terisolasi sejak lama.

Langkah ini diambil dengan menargetkan kaum muda sebagai bagian dari Undang-Undang Dukungan Kesejahteraan Pemuda yang lebih besar, yang bertujuan untuk mendukung orang-orang yang sangat ditarik dari masyarakat, serta kaum muda tanpa wali atau perlindungan sekolah yang berisiko kenakalan.

Tunjangan bulanan akan tersedia bagi anak muda yang penyendiri dari usia 9 tahun hingga 24 tahun dengan catatan tinggal di rumah tangga yang berpenghasilan dibawah rata-rata yaitu sekitar 5,4 juta won per bulan untuk rumah tangga yang terdiri dari empat orang.

 

 

Latest articles