ENSIPEDIA.ID, Jember – Sebagian besar generasi millenial di Indonesia tidak mampu untuk membeli rumah. Oleh karena itu tidak mengherankan jika sektor perumahan tidak mencapai lebih dari 50 persen hunian.
Sedangkan menurut Travelio, salah satu platform penyewaan properti di Indonesia, sepanjang tahun ini, terdapat kenaikan penjualan yang dirasakan oleh pengembang, yakni sebesar 90 persen.
Berdasarkan pernyataan Travelio seperti dikutip dari IDN Times, Indonesia mempunyai lebih dari 63,5 juta generasi milenial dengan usia antara 21 hingga 36 tahun yang memiliki gaji rata-rata berada di bawah 10 juta. Demografi ini pun diprediksi akan mencapai 75 persen dari total populasi usia produktif pada tahun 2025.
“Kekhawatiran muncul karena lebih dari 80 persen millennial tidak mampu membeli rumah. Hal ini dikarenakan DP yang besar atau tidak bisa memenuhi persyaratan pengajuan KPR,” tulis Travelio, seperti dilansir dari IDN Times.
Adapun menurut survey perumnas, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Pemasaran Perum Perumnas, Tambok Setyawati, terhitung sebanyak 81 juta milenial belum memiliki rumah dan merupakan potensi pasar yang besar hingga 10 tahun mendatang.
“Berdasarkan survei yang Perumnas lakukan kepada lebih dari 3.000 responden kalangan milenial yang belum memiliki rumah, ada 28,63 persen yang menyatakan belum menemukan rumah yang tepat. 24,92 persen menyatakan belum mampu secara finansial sementara 17,27 persen menyatakan belum bisa menyediakan uang muka,” ujarnya, seperti dilansir dari Rumah.com.
Survey tersebut juga mengungkapkan bahwa terdapat 10,49 persen milenial yang masih memiliki cicilan lain yang harus dibayarkan. Ada pula milenial yang merasa belum perlu mempunyai rumah sendiri (5,46 persen) serta belum memikirkan rencana untuk membeli rumah (2,79 persen).
Tambok menyebutkan bahwa terdapat beberapa solusi bagi milenial untuk mengakses properti pertamanya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan berbagai skema pembiayaan perbankan yang memiliki banyak kemudahan.
Adapun untuk lokasi, saat ini sudah ada banyak pilihan hunian yang berada di pusat kota maupun pinggiran. Jika kemampuan membeli masih minim dan membeli hunian yang relatif jauh dari pusat kota, maka disarankan mencari hunian yang dekat dengan transportasi umum sehingga memudahkan mobilitas setiap hari dengan murah serta efisien.